Senin, 24 Oktober 2011

Bahagiamu Dengan Dirinya :')

10 tahun sudah aku angkat kaki dari kota Metropolitan ini. Itu berarti sudah 10 tahun lamanya aku merindukan sosok cantik yang sampai sekarang aku cintai. Yah, Bella namanya! Dia adalah sahabatku dari kecil yang lama kelamaan persahabatan itu dibumbui dengan perasaan “lebih”. Itu masih bagiku, entah bagi Bella. Aku masih ingat betul, 10 tahun yang lalu sebelum keberangkatanku ke Jerman karena ayahku mendapat tugas di sana, aku bertemu Bella untuk terakhir kalinya di taman dekat rumah kami. Di taman itu ada sebuah pohon beringin besar yang menjadi saksi janjiku untuk kembali menemui dia setelah tugas ayahku selesai.
Hingga sekarang, pohon beringin di taman dekat rumahku ini masih tumbuh kokoh. Aku sangat rindu hembusan angin dan suasana di bawah pohon ini. Rasanya dadaku sesak seperti kekurangan nafas atau entah apa. Sakit yang sangat sakit dan nusuk banget kalo inget kenangan ku sama Bella. Tapi aku punya pikiran harus ketemu sama Bella hari ini juga! titik. Kedatanganku ke Indonesia hari ini tanpa memberi kabar pada Bella sebelumnhya, karena aku berniat memberi kejutan padanya.
***
Setelah aku makan malam, aku berangkat ke rumah Bella. Rumah Bella masih tampak seperti dulu, belum ada yang berubah! Rumah Bella ini juga termasuk tempat penuh kenangan, dulu aku dan Bella sering bermain di ruang tamunya, entah itu hanya bercanda ataupun sekedar coret-coret kertas. Aku mengetok pintu rumahnya dan berkali-kali mengucapkan salam, namun nihil hasilnya! Tidak ada seseorang pun di dalam rumah itu. Kemana Bella? Kemana orang tua Bella? Kemana pembantu Bella? Ah baiklah, mungkin mereka sedang keluar. Aku memutuskan untuk menunggunya di dalam mobil. Setengah jam berlalu, satu jam hampir 15 menit ternyata lama aku menunggu. Sudahlah, aku menyerah malam ini. Akhirnya kuputuskan untuk sekedar berkeliling kota Jakarta yang ramai ini, entah cari cemilan ataupun sekedar menghirup udara di kota ini. Semakin malam, semakin ramai saja kota ini, meskipun sebenarnya besok bukan hari libur. Warung-warung temaram makin panas saja, hiburan di sana sini masih tersedia.
Akhirnya sampai juga aku di rumah. Segera aku menuju kamar untuk menenangkan pikiranku tentang Bella. Dimana dia? Bagaimana kabarnya? Apa dia masih setia menungguku hingga saat ini, seperti aku yang setia menunggunya? Ya, macam-macam pertanyaan menghantui pikiranku. Tapi aku selalu berusaha untuk positif thinking.
Pagi ini, seusai mandi dan sarapan aku memutuskan untuk ke rumah bella. Tidak lupa aku membawa hadia yang sudah khusus aku siapkan untuk dia.
"Assalamualaikum" seraya mengetok pintu.
"Waalaikumsalam" jawab wanita separuh baya.
"Maaf cari sapa ya den?" lanjutnya
"Mau cari Bella ada bik?" sambil melongok ke dalam rumah Bella.
"Ehhh anu den, non Bellanya..." terbata dalam mengucap.
"Kenapa bik?" tanyaku bingung
"Mari masuk dulu den, biar saya panggilkan ibunya mbak Bella" jawab bibik.
Suasana dalam rumah Bella masih seperti dulu. Tentram sekali rasanya. Tak lama kemudian, wanita separuh baya yang sangat ku kenali sosoknya.., Ya, itu mama Bella! Tante.. Segera aku menghampiri tubuh renta itu. "Aduh ini nak Vicky? Makin ganteng kamu kiii.." puji mama Bella.
Tapi ah bukan itu yang aku cari sekarang! Aku cari Bella! Aku kangen dia! Kemana dia??
"Maaf tante, Bellanya kemana ya?" tanyaku pada mama Bella.
"Naaak, sebenarnya Bella....." seperti menahan sesak tante mengatakannya.
"Kenapa te?"
"Ayo ikut tante kii" ajak tante. Gak pake lama aku langsung menyetujuinya, asal aku bisa bertemu dengannya.

Rumah mewah seperti istana. Entah rumah siapa ini. Entah tante ingin membawaku kemana, aku hanya bisa mengikuti tante yang masuk ke dalam rumah itu.
Tuhaaaaann !!! Foto itu? Bella dengan pria berseragam polisi lengkap. Siapa itu Siapa?? Atau mungkiiiiiiiinnn??????!!! Oke aku tahan dulu semua pertanyaan itu.
5 menit kemudian, Bella keluar dari dalam rumahnya. Dia semakin cantik saja, semakin mengaguminya. Ah aku merindukan sosoknya..
Langsung ku peluk dia, dia juga membalas pelukanku. Entah ada rasa yang mengganjal ketika aku memeluknya. Mungkin karena kami lama tak berjumpa dengannya. Entahlah...
Setelah kami saling menanyakan kabar dan lain-lainnya, aku memberanikan diri "Bella, itu siapa?". Namun Bella hanya terdiam  sambil memandangku. Aku semakin bingung saja.
"Bella, coba jelaskan padaku. Siapa dia? Atau diaaa..." belum sempat aku meneruskan kalimatku, dia segera menjawab "Dia suamiku ki.." meskipun dia menjawab dengan suara yang sangat pelan karena terhalang oleh tangisnya, tapi aku bisa mendengarnya. Cukup kaget.
"Maafin aku Vick, aku gak sempet kasih kabar kamu. Kamu boleh marah sama aku, ataupun benci sama aku. Tapi plis, maafin aku" Bella meneruskan kalimatnya.
Kali ini aku yang diam. Entah aku harus menjawab apa. Aku bingung. Aku sakit hati dengan semua ini. Sangat-sangat kecewa!! Jahat sekali Bella padaku? Apa salahku? Apa dia sudah tak mencintaiku? Atau dia melupakan janji kita yang dulu? Sekali lagi aku tegaskan, ENTAHLAH AKU BINGUNG !!

Tanpa pikir panjang, aku langsung saja memberikan hadiah yang khusus aku belikan untuk dia. Hadiah berupa Cincin emas putih berbentuk hati dan seikat mawar merah yang tentunya menjadi kesukaannya.
"Vicky, jangan. Bawa saja hadiah ini. Aku tak pantas menerimanya"
"Sudahlah Bell, terimalah. Jangan membuatku semakin terluka dengan penolakkanmu ini" ucapku dengan sok tegar. Aku tak akan menangis di depannya!

Aku sudah sangat muak dengan semua ini ! Aku benci hal ini ! Aku menyesali keputusannku dulu. Andai saja dulu aku tak meninggalkannya. Andai saja di bisa setia menungguku! Tentu saja akhirnya tak akan seperti ini ! Ya tak akan.. Mungkin dia akan bersamaku, dan foto yang aku lihat tadi rasanya lebih pantas jika aku dengannya. tapi aku bisa apa?  Ini sudah takdir. Tak ada yang bisa disesali. Inilah akhir ceritaku dengan Bella. Tapi ini bukan akhir cintaku untuk Bella ! Aku akan tetap mencintainya sampai kapanpun. Cinta memang tak harus selalu memiliki. dan kini, aku harus mengalah demi cinta, demi melihatnya bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar